Ø PENGERTIAN KALIMAT MENURUT PARA AHLI
Kita sering mendengar istilah
kalimat dan pasti kita pernah menggunakannya. Namun tahukah kalian apa
pengertian dari kalimat itu sendiri??
Pengertian atau definisi kalimat memang bermacam-macam. Para ahli bahasa
pun memiliki beragam definisi, diantaranya :
a)
Menurut ahli tata bahasa tradisional dalam buku
Chaer (1994:240),
“kalimat adalah susunan kata-kata yang
teratur yang berisi pikiran yang lengkap”.
b)
Menurut Alwi dkk., (2000:311),
“Dalam wujud tulisan, kalimat diucapkan dalam
suara naik-turun dan keras-lembut disela jeda, diakhiri intonasi akhir yang
diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan, baik asimilasi
bunyi maupun proses fonologis lainnya”.
Dalam bahasa Indonesia, kalimat
adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu
pengertian dan pola intonasi akhir. Dalam tulisan latin kalimat
adalah sekumpulan kata yang diawali
huruf capital dan diakhiri intonasi final tanda titik (.), tanda Tanya (?), dan
tanda seru (!) termasuk di dalamnya tanda koma (,), titik dua (:), titik koma
(;), tanda pisah(-), tanda sambung (-), dan spasi yang dapat menyampaikan
pikiran secara utuh.
Ø CIRI-CIRI KALIMAT
a)
Dalam bahasa lisan diawali dengan kesenyapan dan
diakhiri dengan kesenyapan. DAlam bahasa tulis diawali huruf capital dan
diakhiri dengan titik(.), tanda Tanya(?), dan tanda seru(!).
b)
Kalimat aktif sekurang-kurangnya terdiri atas
subyek dan predikat.
c)
Predikat transitif disertai objek, predikat
intransitive dapat disertai pelengkap.
d)
Mengandung pikiran yang utuh.
e)
Menggunakan urutan logis setiap kata atau kelompok
kata yang mendukung fungsi (subjek, predikat, objek, dan keterangan) disusun
dalam satuan menurut fungsinya.
f)
Mengandung, satuan makna, ide, atas pesan yang
jelas.
g)
Dalam paragraph yang terdiri dari dua kalimat atau
lebih, kalimat-kalimat disusun dalam satuan makna pikiran yang saling
berhubungan. Hubungan dijalin dalam konjungsi, pronominal atau kata ganti,
repetisi, atau struktur sejajar.
Ø UNSUR-UNSUR KALIMAT
Setiap kalimat memiliki unsur
penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-unsur kalimat akan membentuk kalimat yang
mengandung arti. Unsur-unsur inti kalimat antara lain SPOK :
1. Subjek / Subyek (S)
2. Predikat (P)
3. Objek / Obyek (O)
4. Pelengkap
5. Keterangan (K)
Berikut ini adalah ciri serta contoh dari masing-masing unsur
kalimat :
1. Subjek / Subyek (S)
Subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat,
di samping unsur predikat. Dalam pola kalimat bahasa Indonesia, subjek biasanya
terletak sebelum predikat, kecuali jenis kalimat inversi. Subjek umumnya
berwujud nomina. Perhatikan contoh kalimat di bawah ini :
a)
Peserta audisi itu puluhan ribu orang.
b)
Dia datang dari Bogor.
c)
Agnes Monica adalah seorang penyanyi terkenal.
d)
Pak Aldy pergi ke Malaysia.
Dari contoh
kalimat di atas, peserta audisi itu, dia, Agnes Monica dan Pak Aldy adalah
contoh dari subjek. Selain itu ada pula subjek yang tidak berupa nomina.
Perhatikan contoh di bawah ini :
a)
Berwudlu harus dilakukan sebelum sholat.
b)
Lima adalah sebuah angka.
c)
Sakit bisa dialami semua orang.
Ciri-ciri subjek :
-
Jawaban atas pertanyaan ‘apa’ atau ‘siapa’.
-
Disertai kata ‘itu’.
-
Didahului kata ‘bahwa’.
-
Mempunyai keterangan pewatas ‘yang’
(penghubung dengan menggunakan kata ‘yang’).
-
Tidak didahului preposisi
seperti ‘dari’, ‘dalam’, ‘di’, ‘ke’, ‘kepada’, ‘pada’.
-
Berupa Nomina atau Frasa Nominal
2. Predikat (P)
Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat di samping
subjek yang merupakan inti dari kalimat. Unsur pengisi predikat suatu kalimat
dapat berupa Kata, misalnya verba,
adjektiva, atau nominal, numeral dan preposisional. Selain itu dapat pula
berupa Frasa, misalnya frasa verbal,
frasa adjektival, frasa nominal, frasa numeralia (bilangan). Perhatikan
beberapa contoh kalimat di bawah ini:
a. Qiqi belajar di kamar.
b. Ibu memasak tumis kangkung.
c. Aldy sedang membaca Koran.
a. Qiqi belajar di kamar.
b. Ibu memasak tumis kangkung.
c. Aldy sedang membaca Koran.
Dari contoh di atas, kata belajar, memasak dan membaca
merupakan contoh dari predikat.
Ciri-ciri predikat :
-
Jawaban atas pertanyaan ‘Mengapa’ atau ‘Bagaimana’.
-
Dapat berupa kata ‘Adalah’ atau ‘Ialah’.
-
Dapat diingkarkan
yang diwujudkan oleh kata ‘Tidak’.
-
Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas seperti ‘telah’, ‘sudah’, ‘sedang’, ‘belum’,
‘akan’, ‘ingin’, ‘hendak’, ‘mau’, dll.
3. Objek (O)
Objek bukan unsur wajib dalam
kalimat. Keberadaanya umumnya terletak setelah predikat yang berkatagori verbal
transitif (kalimat aktif transitif) yang sedikitnya mempunyai tiga unsur utama,
subjek, predikat, dan objek. Objek pada kalimat aktif akan berubah menjadi
subjek jika kalimatnya dipasifkan. Demikian pula, objek pada kalimat pasif akan
menjadi subjek jika kalimatnya dijadikan kalimat aktif. Objek umumnya
berkatagori nomina. Berikut contoh objek dalam kalimat:
a. Adik bermain layangan .
b. Aldy membeli sebuah buku.
c. kelinci itu memakan wortel.
layangan, sebuah buku, dan wortel pada tiga kalimat di atas adalah contoh objek.
a. Adik bermain layangan .
b. Aldy membeli sebuah buku.
c. kelinci itu memakan wortel.
layangan, sebuah buku, dan wortel pada tiga kalimat di atas adalah contoh objek.
Ciri-ciri objek ini sebagai
berikut:
-
Langsung di belakang predikat.
-
Dapat menjadi subjek kalimat pasif.
-
Tidak didahului preposisi.
-
Didahului kata ‘bahwa’.
4. Pelengkap
Pelengkap dan objek memiliki kesamaan. Kesamaan pada ke dua
unsur kalimat ini adalah : bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba
predikat kalimat, menempati posisi di belakang predikat dan tidak didahului
preposisi. Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi
subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat
aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap. Contoh
kalimat pelengkap :
a. Indonesia berdasarkan Pancasila.
b. Aldy ingin selalu berbuat kebaikan.
c. Kaki Aji tersandung batu.
d. Mahkota itu bertahtakan berlian.
b. Aldy ingin selalu berbuat kebaikan.
c. Kaki Aji tersandung batu.
d. Mahkota itu bertahtakan berlian.
Berikut ciri-ciri pelengkap:
-
Di Belakang
Predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya,
objek langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi
unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat berikut.
a) Anggi mengirimi
saya buku baru.
b) Mereka membelikan
ayahnya kacamata baru.
Unsur kalimat buku baru dan
kacamata baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak
mendahului predikat.
- Tidak
Didahului Preposisi
5. Keterangan
Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi
lebih lanjut tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi
informasi tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat
berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa frasa ditandai
oleh preposisi,
seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang,oleh,
dan untuk. Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata
penghubung, seperti ketika, karena, meskipun,supaya, jika,
dan sehingga. Berikut ini beberapa ciri unsur keterangan:
-
Bukan Unsur Utama (tidak bersifat wajib seperti
subjek, predikat, objek dan pelengkap ).
-
Tidak Terikat Posisi (memiliki kebebasan tempat di
awal/ di akhir , atau di antara subjek dan predikat).
-
Jenis Keterangan.
Keterangan dibedakan berdasarkan perannya di dalam
kalimat.
1. Keterangan Waktu
1. Keterangan Waktu
Keterangan waktu dapat berupa
kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa kata adalah kata-kata yang menyatakan waktu,
seperti kemarin, besok, sekarang, kini, lusa, siang,
dan malam. Keterangan waktu yang berupa frasa
merupakan untaian kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin
pagi, hari Senin, 7 Mei, dan minggu depan. Keterangan waktu yang
berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor yang menyatakan waktu, seperti setelah,
sesudah, sebelum, saat, sesaat, sewaktu, dan ketika.
contoh : Minggu depan akan dilaksanakan ujian tengah semester.
contoh : Minggu depan akan dilaksanakan ujian tengah semester.
2. Keterangan Tempat
Keterangan tempat berupa frasa
yang menyatakan tempat yang ditandai oleh preposisi, seperti di,
pada, dan dalam.
contoh : Super Junior akan konser di Indonesia.
contoh : Super Junior akan konser di Indonesia.
3. Keterangan Cara
Keterangan cara dapat berupa kata
ulang, frasa, atau anak kalimat yang menyatakan cara. Keterangan cara yang
berupa kata ulang merupakan perulangan adjektiva. Keterangan cara yang berupa
frasa ditandai oleh kata dengan atau secara. Terakhir,
keterangan cara yang berupa anak kalimat ditandai oleh
kata dengan dan dalam.
contoh : Ibu memotong bawang dengan menggunakan pisau.
contoh : Ibu memotong bawang dengan menggunakan pisau.
4. Keterangan Sebab
Keterangan sebab berupa frasa
atau anak kalimat. Keterangan sebab yang berupa frasa ditandai oleh
kata karena atau lantaran yang diikuti oleh nomina atau frasa
nomina. Keterangan sebab yang berupa anak kalimat ditandai oleh
konjungtor karena atau lantaran.
contoh : Ibu menyuruhku cepat pulang karena cuaca sudah mendung.
contoh : Ibu menyuruhku cepat pulang karena cuaca sudah mendung.
5. Keterangan Tujuan
Keterangan ini berupa frasa atau
anak kalimat. Keterangan tujuan yang berupa frasa ditandai oleh
kata untuk atau demi, sedangkan keterangan tujuan yang berupa
anak kalimat ditandai oleh konjungtor supaya, agar, atau untuk.
Contoh : Sebelum berangkat ke
sekolah, Ricky menyisir rambutnya agar terlihat rapi.
6. Keterangan Aposisi
6. Keterangan Aposisi
Keterangan aposisi memberi
penjelasan nomina, misalnya, subjek atau objek. Jika ditulis, keterangan ini
diapit tanda koma, tanda pisah (–), atau tanda kurang.
Contoh : Dosen saya, Bu Margareta, terpilih
sebagai dosen teladan.
7. Keterangan Tambahan
Keterangan tambahan memberi
penjelasan nomina (subjek ataupun objek), tetapi berbeda dari keterangan
aposisi. Keterangan aposisi dapat menggantikan unsur yang diterangkan,
sedangkan keterangan tambahan tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan.
Contoh : Rizaldi, mahasiswa
tingkat tiga, mendapat beasiswa.
8. Keterangan Pewatas
Keterangan pewatas memberikan
pembatas nomina, misalnya, subjek, predikat, objek, keterangan, atau pelengkap.
Jika keterangan tambahan dapat ditiadakan, keterangan pewatas tidak dapat
ditiadakan.
Contoh : Mahasiswa yang
mempunyai IP tiga lebih mendapat beasiswa.
Ø POLA KALIMAT DASAR
Berdasarkan pola dasarnya, Badudu
(1990: 32) mengungkapkan pola :
1.
S-P
Kalimat dasar tipe ini mempunyai unsur subjek
dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata
benda, kata sifat, atau kata bilangan.
Contoh : Qiqi sedang memasak.
2.
S-P-O
Kalimat dasar tipe ini mempunyai unsur
subjek, predikat, dan objek. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, Predikat
berupa verba transitif, dan Objek berupa nomina atau frasa nominal.
Contoh : Qiqi sedang memasak nasi goreng.
3.
S-P-O-K
Kalimat dasar tipe ini mempunyai unsur
subjek, predikat, objek, dan keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa
nomina, Predikat berupa verba dwitransitif, Objek berupa nomina atau frasa
nominal, dan Keterangan berupa frasa berpreposisi.
Contoh : Qiqi memasak nasi goring di dapur.
4.
S-P-Pel
Kalimat dasar tipe ini mempunyai unsur
subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal,
predikat berupa verba intransitif, kata sifat dan pelengkap berupa nomina
atau adjektiva.
Contoh : Pak Haji beternak sapi.
5.
S-P-K
Kalimat dasar tipe ini mempunyai unsur
subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan karena diperlukan oleh
predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba
intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Contoh : Kakak wisuda di JCC.
6.
S-P-O-Pel
Kalimat dasar tipe ini mempunyai unsur
subjek, predikat, objek, dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa
nominal, Predikat berupa verba dwitransitif, Objek berupa nomina atau frasa
nominal, dan Pelengkap berupa nomina atau frasa nominal.
Contoh : Dia mengirimi saya surat.
7.
S-P-O-Pel-K
Kalimat dasar tipe ini mempunyai unsur
subjek, predikat, objek, pelengkap, keterangan. Subjek berupa nomina atau
frasa nominal, Predikat berupa verba dwitransitif, Objek berupa nomina atau
frasa nominal, Pelengkap berupa nomina atau frasa nominal dan keterangan berupa
frasa berpreposisi.
Contoh : Ayah membelikan Aldy sepatu baru di
margo city
8.
S-P-Pel-K.
Kalimat dasar tipe ini mempunyai unsur
subjek, predikat, pelengkap dan keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa
nominal, predikat berupa verba intransitif, kata sifat dan pelengkap
berupa nomina atau adjektiva dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Contoh : Aku
sedih ketika mama masuk rumah sakit.
Ø MACAM-MACAM KALIMAT
A. Berdasarkan jumlah klausa yang terkandung di
dalamnya, kalimat dibedakan atas:
a)
kalimat tunggal
(kalimat yang hanya mengandung satu klausa/satu pola S-P).
(kalimat yang hanya mengandung satu klausa/satu pola S-P).
Contoh : Ayah sedang membaca.
b)
kalimat majemuk
(kalimat yang mengandung lebih dari satu klausa/lebih dari satu pola S-P). Kalimat majemuk, berdasarkan hubungan antar klausanya dibedakan lagi atas:
(kalimat yang mengandung lebih dari satu klausa/lebih dari satu pola S-P). Kalimat majemuk, berdasarkan hubungan antar klausanya dibedakan lagi atas:
1.
kalimat majemuk setara ialah kalimat majemuk yang
klausa-klausanya sama tinggi kedudukannya. kalimat majemuk setara dibagi
menjadi 5 bagian :
a.
Kalimat Majemuk Setara Penggabungan: kalimat yang menggunakan kata penghubung
dan
b. Kalimat Majemuk Setara Penguatan: kalimat yang menggunakan kata penghubung bahkan
c. Kalimat Majemuk Setara Pemilihan: kalimat yang menggunakan kata penghubung atau
d. Kalimat Majemuk Setara Berlawanan: kalimat yang menggunakan kata penghubung tetapi, sedangkan, melainkan
e. Kalimat Majemuk Setara Urutan Waktu: kalimat yang menggunakan kata penghubung kemudian, lalu, lantas.
b. Kalimat Majemuk Setara Penguatan: kalimat yang menggunakan kata penghubung bahkan
c. Kalimat Majemuk Setara Pemilihan: kalimat yang menggunakan kata penghubung atau
d. Kalimat Majemuk Setara Berlawanan: kalimat yang menggunakan kata penghubung tetapi, sedangkan, melainkan
e. Kalimat Majemuk Setara Urutan Waktu: kalimat yang menggunakan kata penghubung kemudian, lalu, lantas.
2.
kalimat majemuk bertingkat adalah dua kalimat atau
lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda yang memiliki unsur induk
kalimat dan anak kalimat.
Contoh : Ayah mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur.
Contoh : Ayah mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur.
3.
kalimat majemuk campuran gabungan antara kalimat
majemuk tunggal dan kalimat majemuk setara. Contoh: Andi bermain dengan budi.
B. Berdasarkan Nilai informasinya (sasaran atau
tujuan yang akan di capai), kalimat dibedakan atas :
a)
Kalimat Perintah
adalah suatu kalimat yang
berisikan tentang perintah atau suruhan yang ditujukan kepada orang lain untuk
melakukan sesuatu yang diinginkan. Biasanya kalimat perintah diakhiri dengan
tanda baca seru (!). Contoh kalimat perintah :
-
Kiki, tolong ambilkan kacamata ayah di atas meja !
-
Buanglah sampah pada tempatnya!
b)
Kalimat Berita
adalah suatu kalimat yang mengandung peristiwa atau kejadian. Sifat
kalimat berita dibagi menjadi 2 bagian:
* Ucapan Langsung : “Ayah akan berangkat ke kantor sekarang ya bu”, kata Ayah.
* Ucapan Langsung : “Ayah akan berangkat ke kantor sekarang ya bu”, kata Ayah.
* Ucapan Tak Langsung : “Ibu mengatakan bahwa saya harus segera pulang karena cuaca telah
mendung “.
Contoh kalimat berita sebagai
berikut :
-
PT KAI
menetapkan bahwa tanggal 1 oktober 2012 harga karcis commuterline AC, naik sebesar
Rp 2.000,- .
-
Kenaikan
harga BBM diikuti oleh kenaikan harga kebutuhan pokok.
c)
Kalimat Tanya
adalah suatu kalimat yang
mengandung suatu permintaan supaya kita mengetahui (diberi tahu) yang belum diketahui.
Contoh :
-
Dimana kamu sekarang ?
-
Siapa pemenang Indonesian Idol 2012 ?
-
Apakah perbeda pisang ambon dengan pisang raja?
d)
Kalimat ajakan
merupakan
bentuk susunan kalimat yang sebenarnya juga merupakan kalimat perintah yang
diperluas dan erat hubungannya dengan orang kedua.
Contoh:
-
Mari kita cegah bahaya penggunaan rokok bagi
perokok pasif maupun aktif.
-
Ayo kita laksanakan program kebersihan lingkungan
di desa ini.
C. Berdasarkan diathesis kalimat, kalimat
dibedakan atas :
a)
Kalimat aktif (subyek melakukan perbuatan) :
bentuk kalimat yang subyeknya melakukan pekerjaan yang mengenai langsung
terhadap obyeknya.
Contoh
: Adik mencuci baju kakak.
b)
Kalimat pasif : suatu bentuk kalimat yang mana
subyeknya dari klimat tersebut menderita.
Contoh
: baju kakak dicuci oleh adik.
D. Berdasarkan urutan katanya, kalimat dibedakan
atas:
a)
kalimat normal (subjek mandahului predikat).
b)
Kalimat nverse (predikat mendahului subjek).
E. Berdasarkan jumlah inti yang membentuknya,
kalimat dibedakan atas:
a)
kalimat minor ialah kalimat yang hanya mengandung
satu unsur inti atau unsur pusat. contoh : Diam!
b)
kalimat mayor ialah kalimat yang
sekurang-kurangnya mengandung dua unsur inti.
contoh : ria pergi kedapur , tia belajar
di kamar.
F.
Berdasarkan
pola-pola dasar yang dimilikinya, kalimat dibedakan atas:
a)
kalimat transformasi ialah kalimat inti yang sudah
mengalami perubahan baik berupa
penambahan kata maupun perbanyakan unsur inti.
b)
kalimat luas ialah kalimat inti yang sudah
diperluas dengan kata-kata baru sehingga tidak hanya terdiri dari dua kata.
c)
kalimat inti ialah kalimat yang memiliki ciri
terdiri dari dua kata, berpola S-P, dan intonasinya netral. Ciri-ciri kalimat
inti:
*
hanya terdiri atas dua kata
* kedua kata itu sekaligus menjadi inti kalimat (kata pertama menduduki jabatan subjek, kata kedua menduduki jabatan predikat)
* urutannya adalah subjek mendahului predikat
* intonasinya adalah intonasi berita yang netral
* kedua kata itu sekaligus menjadi inti kalimat (kata pertama menduduki jabatan subjek, kata kedua menduduki jabatan predikat)
* urutannya adalah subjek mendahului predikat
* intonasinya adalah intonasi berita yang netral
G.
Berdasarkan
jumlah kontur yang terdapat di dalamnya, kalimat dibedakan atas:
a)
kalimat minim (hanya mengandung satu kontur)
b)
kalimat panjang (mengandung lebih dari satu
kontur)
Kontur
adalah bagian arus ujaran yang diapit oleh dua kesenyapan.
Contoh:
(i) # Pergi! #
(ii) # Berita daerah membangun # disiarkan TVRI # setiap hari #
Contoh:
(i) # Pergi! #
(ii) # Berita daerah membangun # disiarkan TVRI # setiap hari #
Kalimat (i) adalah kalimat minim,
sedangkan kalimat (ii) adalah kalimat panjang.
H. Berdasarkan penyampaiannya, kalimat dapat
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a)
Kalimat Langsung
Kalimat
langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat
langsung juga dapat diartikan kaliamt yang memberitakan bagaimana ucapan dari
orang lain (orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua
(“….”) dan dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah.
Contoh:
-
Tina berkata: “Ria, jangan membuang sampah itu disembarang tempat!”
b)
Kalimat Tak Langsung
Kalimat
tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau
perkataan orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan
tanda petik dua dan sudah dirubah menjadi kalimat berita.
Contoh:
-
Kakak berkata bahwa dia senang melihat aku mendapatkan pekerjaan
Ø KATA PENGHUBUNG DAN FUNGSINYA
Kata penghubung adalah kata tugas
yang menghubungkan antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf. Kata
penghubung disebut juga kata sambung atau konjungsi. Kata penghubung
antarklausa biasanya terletak di tengah-tengah kalimat, sedangkan kata
penghubung antarkalimat di awal kalimat
(setelah tanda titik, tanda seru,
dan tanda tanya), dan kata penghubung antarparagraf letaknya di awal
paragraf.
Macam-macam kata penghubung dan fungsinya:
1. menyatakan gabungan: dan, lagi, lagipula, serta
2. menyatakan pertentangan: tetapi, akan tetapi, melainkan, namun, sedangkan, padahal
3. menyatakan waktu: ketika, sebelum, sejak, tatkala, dan sebagainya
4. menyatakan tujuan: agar, supaya, untuk
5. menyatakan sebab: sebab, karena, karena itu
6. menyatakan akibat: sehingga, maka, sampai-sampai
7. menyatakan syarat: jika, apabila, kalau, asalkan
8. menyatakan tak bersyarat: walaupun, meskipun, biarpun
9. menyatakan perbandingan: seperti, bagai, umpama, daripada
10. menyatakan korelatif: semakin...semakin, tidak hanya...tetapi, ...sedemikian rupa...sehingga, baik...maupun
11. menyatakan pilihan: atau
12. menyatakan rincian: yakni, adalah, yaitu
13. menyatakan penjelas: bahwa
14. menyatakan urutan: mula-mula, lalu, kemudian
15. menyatakan pembatasan: kecuali, asal, selain.
Macam-macam kata penghubung dan fungsinya:
1. menyatakan gabungan: dan, lagi, lagipula, serta
2. menyatakan pertentangan: tetapi, akan tetapi, melainkan, namun, sedangkan, padahal
3. menyatakan waktu: ketika, sebelum, sejak, tatkala, dan sebagainya
4. menyatakan tujuan: agar, supaya, untuk
5. menyatakan sebab: sebab, karena, karena itu
6. menyatakan akibat: sehingga, maka, sampai-sampai
7. menyatakan syarat: jika, apabila, kalau, asalkan
8. menyatakan tak bersyarat: walaupun, meskipun, biarpun
9. menyatakan perbandingan: seperti, bagai, umpama, daripada
10. menyatakan korelatif: semakin...semakin, tidak hanya...tetapi, ...sedemikian rupa...sehingga, baik...maupun
11. menyatakan pilihan: atau
12. menyatakan rincian: yakni, adalah, yaitu
13. menyatakan penjelas: bahwa
14. menyatakan urutan: mula-mula, lalu, kemudian
15. menyatakan pembatasan: kecuali, asal, selain.
REFERENSI
:
kak frasa adjectiva itu apa ya kak?
BalasHapusTerima kasih artikelnya sangat bermanfaat
BalasHapushttp://www.kiospulsaku.com
tank's banget sangat membantu...;)
BalasHapus